Desa Bulumanis merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Margoyoso kecamatan Pati Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak dibagian pesisir utara Kecamatan Margoyoso. Cerita asal usul Desa Bulumanis tidak terlepas dari cerita tentang kehebatan seorang tokoh yang bernama Ki Suto Mangunjoyo. Diceritakan pada tahun 1019 sampai dengan tahun 1619 terdapat kerajaan Kembang Putih yang ketika itu dipimpin oleh Erlangga membantu Jenggala dalam peperangan tersebut. Pada masa pemerintahan Raja Mas Mapanji, Jenggala dan Kambang Putih mulai memperluas wilayah sampai ke Pantai Utara dan daerah Tuban. Pada masa itu terdapat seorang pemuda yang bernama Suto, ia diperintah oleh Raja Mapanji untuk memperluas ke Pantai Utara.
Berangkatlah ki Suto ini ke daerah-daerah utara khususnya daerah yang terdapat diwilayah Pantai Utara. Ki Suto berhenti di salah satu hutan belantara yang belum dikenal. Akhirnya, Ki Suto mulai menebangi pohon-pohon tersebut. Beliau beristirahat dibawah pohon bulu yang berbuah lebat, merasa kelelahan dan merasa lapar yang tidak bisa tertahan. Akhirnya, beliau mengambil buah bulu tersebut. Setelah dimakan ternyata rasanya manis, akhirnya desa tersebut dinamakan sebagai Desa Bulumanis. Kono dikatakan pohon tersebut memiliki dua cabang pohon, satu cabang mengarah utara dan satu cabang lagi mengarah ke selatan.
Pada saat Ki Suto membuka hutan dan membangun tempat pemukiman tersebut atas perintah Raja Mapanji, Ki Suto kemudian diberi nama Suto Mangun Joyo. Suto merupakan nama asli beliau, Mangun yang berarti membangun dan Joyo yang berarti kekayaan. Bilamana diartikan yaitu Ki Suto yang telah membangun kejayaan di Desa Bulumanis guna memperluas daerah kekuasaan Kambang Putih dan Panjalu, Ki Sutojuga belajar tentang agama Islam dari salah satu ulama yang tinggal di daerah Kajen yaitu KH. Ahmad Muttaqin yang juga merupakan tokoh ulama besar di daerah Margoyoso sebagai bekal untuk kehidupan akhirat. Setelah belajar agama lalu Ki Suto Mangunjoyo berangkat lagi ke utara yaitu di tanah Sima Jepara,
pada saat itu beliau berguru atau belajar ilmu kanurangan pada Penggede Keling. Pada saat unjuk kekuatan tidak ada yang mampu menandingi kekuatan Ki Suto Mangunjoyo. Suatu ketika Ki Suto diminta untuk mencangkul sawah seluas 5 bahu atau 3 hektar olrh sang guru dalam waktu satu hari namun ternyata dapat terselesaikan saat matahari masih diatas kepala atau menjelang waktu dzuhur.
Melihat hal tersebut, sang guru mulai bingun karena ada anak muda yang tampan dan berilmu mempunyai kekuatan yang melibihi dirinya. Akhirnya sang guru membuat tipu muslihat untuk menyingkirkan Ki Suto Mangunjoyo, Ki Suto Mangunjoyo diceritakan memiliki hubungan istimewa denganputri cantik sang guru, namun sang guru Penggede Keling tidak merestui hubungan mereka. Perlu diketahui bahwa kadigdayan atau kekuatan yang dimiliki oleh Ki Suto Mangunjoyo benar-benar tidak bisa ditandingi. Terbukti pada saat adu kekuatan Ki Suto tidak tertandingi oleh murid-murid yang lainnya.
Suatu waktu terjadi pertarungan antara Ki Suto dengan gurunya, yaitu Penggede Keling. Pertarungan tersebut terjadi sangat sengit, sehingga keduanya luka parah. Akan tetapi Ki Suto tidak meninggal, beliau kemudian mengatakan bahwa beliau bisa meninggal jika di kasih timah panas mulutnya. Pada saat ini, bukti berdirinya Desa Bulumanis yaitu pohon Bulu masih tegak hidup dantumbuh subur dimakam Nggorojo, sedangkan makam Ki Suto Mangunjoyo sendiri berada di tengah hutan Banyu Manis Jeparam dimana makam tersebut sangat asri dan teduh, disebelah timur ada aliran air yang bersih dan tidak pernah berhenti walaupun pada saat musim kemarau. Sedangkan, dibelakang makam beliau ada sungai besar yang mengarah ke laut.1
Di sadur dari : http://repository.iainkudus.ac.id/10649/7/7.%20BAB%20IV.pdf
1 Dokumentasi dari Desa Bulumanis Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, pada tanggal 19 November 2022.